Dongeng Sunda: Mang Barna dan pesan moralnya – Dahulu kala, di sebuah kampung di tanah Sunda, hiduplah seorang lelaki bernama Mang Barna. Ia dikenal sebagai orang yang sederhana, rajin bekerja, tetapi punya sifat yang agak aneh. Mang Barna sering dianggap lucu dan unik karena tingkah lakunya yang berbeda dengan orang lain.

MITRA DONGENG MANG BARNA
Setiap pagi, Mang Barna pergi ke sawah membawa cangkul dan bekal nasi timbel. Ia rajin bekerja, tetapi selalu ada cerita kocak dari kesehariannya. Misalnya, saat ia menanam padi, kadang ia bernyanyi dengan suara keras hingga orang-orang di sawah sebelah tertawa mendengarnya.
Suatu hari, ada kejadian yang membuat seluruh kampung membicarakan Mang Barna. Waktu itu Mang Barna sedang mencari ikan di sungai dengan cara menangkap langsung menggunakan tangan. Namun, bukannya dapat ikan, ia malah menangkap seekor belut besar yang licin sekali. Karena kaget, Mang Barna berteriak keras sambil terguling ke sungai. Orang-orang yang melihat pun tertawa terbahak-bahak.
Meskipun sering jadi bahan tertawaan, Mang Barna tidak pernah marah. Ia selalu ikut tertawa bersama orang lain. “Hirup mah kudu senang, ulah dipikir teuing!” katanya dalam bahasa Sunda, yang artinya “Hidup itu harus senang, jangan terlalu dipikirkan!”
Lama kelamaan, orang-orang kampung menyadari bahwa Mang Barna punya hati yang baik. Ia suka menolong tetangga, rajin membantu di hajatan, dan selalu membuat suasana menjadi gembira. Walaupun sederhana dan kadang konyol, Mang Barna justru menjadi sosok yang disayangi oleh semua orang di kampung.
Pesan Moral
Dari dongeng Mang Barna, kita bisa belajar bahwa:
-
Hidup akan terasa lebih indah jika dijalani dengan hati gembira.
-
Jangan malu menjadi diri sendiri.
-
Orang yang baik hati akan selalu disukai meskipun punya kekurangan.