Dongeng Babad Majalengka – Alkisah, pada masa lalu di tanah Jawa Barat, terdapat sebuah daerah yang subur dengan hutan-hutan lebat, sawah yang menghijau, serta aliran sungai yang jernih. Daerah itu kelak dikenal dengan nama Majalengka.
Dongeng Babad Majalengka

Konon, nama Majalengka berasal dari kata “Maja” dan “Lengka”.
-
Maja adalah nama sebuah pohon yang buahnya pahit, namun daunnya sering digunakan masyarakat sebagai obat tradisional.
-
Lengka berarti “hilang” atau “tiada”.
Dikisahkan bahwa pada suatu masa, pohon maja tumbuh sangat banyak di daerah ini. Namun seiring berjalannya waktu, pohon-pohon tersebut mulai hilang dan sulit ditemukan. Dari situlah masyarakat menamai daerah itu sebagai Majalengka – tempat di mana pohon maja telah lenyap.
Kisah Eyang Dalem Cakrabuwana
Selain legenda pohon maja, terdapat pula babad yang menceritakan tokoh Eyang Dalem Cakrabuwana, salah satu penyebar ajaran Islam di tanah Sunda. Beliau sering singgah di wilayah Majalengka untuk berdakwah dan membimbing masyarakat. Kehadirannya membawa perubahan besar: masyarakat yang semula hidup berpencar di pedalaman, mulai berkumpul dan membentuk perkampungan.
Eyang Dalem Cakrabuwana juga dikenal sebagai sosok yang adil dan bijaksana. Ia mengajarkan pentingnya gotong royong, serta cara mengolah tanah agar subur. Karena itulah, Majalengka kemudian berkembang menjadi daerah pertanian yang makmur.
Legenda Talaga Maja
Di bagian lain, masyarakat Majalengka juga mengenal legenda tentang sebuah telaga tua bernama Talaga Maja. Konon, telaga itu terbentuk dari air mata seorang putri yang menangis kehilangan kekasihnya. Air matanya mengalir deras hingga membentuk telaga yang luas. Hingga kini, Talaga Maja diyakini memiliki nilai sejarah dan dipercaya menyimpan aura mistis.
Penutup
Babad Majalengka tidak hanya bercerita tentang asal-usul nama, tetapi juga tentang perjuangan tokoh penyebar agama dan legenda yang hidup di tengah masyarakat. Dari cerita-cerita tersebut, kita bisa belajar bahwa Majalengka memiliki sejarah panjang, warisan budaya, dan nilai luhur yang patut dijaga hingga kini.